Adanya lahan hijau di rumah tentunya akan membuat rumah menjadi lebih
sejuk dan kamu pun akan merasa lebih nyaman saat berada di rumah.
Selain menjadikan rumah tampak lebih asri dan hijau, kegiatan berkebun
di rumah ini juga bisa menghindari kamu dari stres lho.
Namun keterbatasan ruang dan lahan sering kali menjadi penghalang
bagi masyarakat di perkotaan untuk dapat melakukan
kegiatan bercocok tanam di rumah. Tapi tidak perlu khawatir,
saat ini sudah banyak diciptakan metode bercocok tanam yang memanfaatkan
media tanam yang tidak memakan lahan yang luas seperti yang akan di
jelaskan di bawah ini.
1. Bercocok tanam dengan metode Tabulampot
Metode budidaya tanaman dengan metode tabulampot (tanaman buah dalam
pot) ini tentunya sudah tidak asing lagi dan sudah sering digunakan
untuk berkebun
di rumah. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk
menopang postur tanaman. Oleh karena itu, media tanam tabulampot harus
bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Media tanam yang paling cocok untuk digunakan dalam metode bercocok
tanam yang satu ini adalah campuran antara tanah, kompos dan sekam
dengan komposisi 1:1:1. Wadah tanaman dapat menggunakan tanah liat,
logam (drum), plastik, semen maupun kayu. Namun pot berbahan tanah liat
dan kayu sangat baik untuk tabulampot karena memiliki pori-pori sehingga
kelembaban dan temperatur media tanam lebih stabil.
Selain itu, wadah yang baik juga harus memiliki kaki atau alas yang
memisahkan antara dasar pot dengan tanah. Hal tersebut agar sirkulasi
air dan udara berjalan lancar, serta agar akar tanaman tidak menembus
tanah.
Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem tabulampot harus diletakkan
di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari. Pada musim kemarau harus
dilakukan penyiraman setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Sedangkan
saat musim hujan, penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam
terlihat kering.
Dikarenakan media tanam tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang
terbatas, maka dibutuhkan proses pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan
satu bulan setelah tanam, selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali
dan disarankan untuk menggunakan pupuk organic.
Jika tidak ingin menggunakan pot, kamu juga bisa menggunakan polybag
sebagai wadah tanam. Namun wadah tanam yang satu ini cenderung tidak
tahan lama dan mudah sobek.
2. Budidaya tanaman secara Hidroponik
Sesuai dengan namanya yang berasal dari kata “hydro” yang berarti
air, hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah, melainkan
menggunakan air sebagai media tanam. Untuk menggantikan nutrisi dari
tanah, air yang digunakan dalam budidaya tanaman diberi unsur hara yang
berisi unsur-unsur penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Metode ini pun
memiliki banyak teknik, salah satu teknik yang paling sederhana dan
mudah untuk diterapkan adalah teknik hidroponik wick.
Menerapkan sistem ini dengan sangat mudah menggunakan botol
bekas. Pertama-tama potong botol menjadi 2 bagian dan lubangi bagian
atas leher botol untuk pemasangan sumbu dan aliran udara. Kemudian
pasang sumbu pada bagian atas botol dan masukkan bagian tersebut ke
bagian bawah botol dengan cara dibalik. Setelah itu, isi bagian atas
botol dengan media tanam seperti sekam, pecahan bata, dan sebagainya
agar akar dan batang tanaman tidak mudah tumbang. Terakhir, masukkan
bibit tanaman yang sudah disemai ke dalam media tanam dan siram dengan
larutan nutrisi yang terbuat dari campuran air dan unsur hara.
Tanaman yang diproduksi dan dikembangkan dengan metode ini biasanya
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang
dikembangkan menggunakan tanah, baik dalam hal rasa maupun kandungan
gizinya. Tanaman yang bisa dibudidayakan di media tanam hidroponik
adalah jenis tanaman hortikultura yang meliputi tanaman sayur, buah,
obat-obatan hingga tanaman hias.
3. Bercocok tanam dengan metode Vertikultur
Vertikultur merupakan metode bercocok tanam yang paling tepat bagi yang memiliki pekarangan rumah sangat sempit dan terbatas.
Sesuai dengan namanya yang berasal dari kata dasar “vertikal”, budidaya
tanaman dengan metode ini memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat
becocok tanam yang dilakukan secara bertingkat.
Metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam membudidayakan tanaman
yang berumur singkat seperti sayuran. Berbagai macam sayuran seperti
sawi, kangkung, seledri, kalian, pakcoi hingga tomat bisa dikembangkan
dengan cara vertikultur. Selain menghemat pengeluaran untuk membeli
kebutuhan dapur seperti sayuran, tanaman vertikultur juga dapat
menghijaukan dan menambah keindahan pekarangan rumah kamu yang sempit.
Vertikultur sendiri memiliki banyak model, mulai dari vertikultur
gantung, tempel, tegak, hingga rak. Untuk memperoleh bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk bercocok tanam dengan metode ini pun tidak perlu
mengeluarkan biaya yang mahal, bahkan kamu bisa menggunakan bahan-bahan
bekas seperti pipa paralon yang sudah tidak terpakai.
Pipa paralon biasanya digunakan untuk model vertikultur tegak atau
yang dikenal juga dengan metode vertikultur paralon PVC. Cara budidaya
tanaman dengan model ini pun tidak lah sulit. Pertama-tama, siapkan pipa
paralon berdiameter kurang lebih 4 cm yang telah diberi beberapa lubang
sebagai tempat untuk menaruh bibir tanaman yang sudah disemai
sebelumnya. Agar dapat berdiri tegak, bagian bawah pipa paralon dapat
diberi semen dengan wadah kaleng atau pot. Kemudian masukkan media tanam
seperti tanam, kompos dan sekam hingga memenuhi pipa paralon dan
letakkan bibit tanaman pada setiap lubang pada pipa paralon. Setelah
itu, kamu cukup merawat tanaman tersebut dengan cara menyiramnya secara
rutin dengan cara mengalirkan air dari bagian atas pipa paralon.
4. Mengembangkan tanaman dengan metode Aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang
berarti daya. Jadi aeroponik merupakan cara bercocok tanam yang
memanfaatkan udara sebagai media tanam utama dengan akar yang hanya
menggantung di udara, tanpa menggunakan tanah seperti kebanyakan teknik
lainnya. Nutrisi berupa air yang berisi larutan hara untuk perkembangan
tanaman disemprotkan langsung pada akar tanaman. Akar tanaman yang
dikembangan dengan metode ini akan menyerap nutrisi dari larutan hara
dan mengalirkannya ke bagian tanaman lainnya seperti batang dan daun.
Pada dasarnya metode ini merupakan salah satu tipe dari metode
hidroponik karena juga memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanam. Teknik ini menghasilkan tanam yang tumbuh lebih
cepat dah produksi yang tinggi.
Untuk membudidayakan tanaman dengan metode ini pun tidak memerlukan
tenaga dan biaya yang tinggi. Cukup menggunakan lembaran
styrofoam atau gabus yang diberi banyak lubang. Kemudian dengan
menggunakan busa, tancapkan bibit tanaman yang sudah disemai pada setiap
lubang dan akar tanaman akan menggantung bebas. Letakkan sprinkler
untuk menyemprotkan air yang telah dicampur dengan unsur hara guna
memberi nutrisi ke akar. Pastikan sprinkler ini berjalan terus-menerus
agar tanaman tetap mendapat nutrisi yang cukup.
Sayuran yang dibudidayakan dengan metode aeroponik terbukti memiliki
kualitas yang baik, segar, memiliki aroma dan cita rasa yang tinggi.
Biasanya sayuran yang dikembangkan menggunakan metode ini merupakan
jenis sayuran yang berumur pendek seperti caisim, pakcoy, selada,
kalian, kangkung dan sebagainya.
Nah ternyata bercocok tanam di lahan sempit untuk
tidak sulit bukan? Jangan biarkan keterbatasan lahan membuat kamu tidak
bisa menghijaukan rumah kamu yah.. Selamat berkreasi dengan
metode-metode di atas!
Kalau ingin menanam tanaman yang unik-unik dan aneh-aneh, bisa membeli benih tanaman unik eceran di Sini..
No comments:
Post a Comment